Langkah Menangani Kejenuhan Karena Jemu

  • Whatsapp

Halo, Perseners! Apa kabarnya? Hope you’re bahagia today! Kenalin saya Chastin, sebagai Associate Writer di Satu %.

Langkah Menangani Kejenuhan Karena Jemu

Saya berharap di mana saja lo ada, lo tetap bahagia ya! Ya…Meskipun hidup terkadang sukai tidak sama sesuai harapan, tetapi coba jalanin dahulu saja prosesnya.

Nach gaes, saya ingin tanya nih. Dalam ngejalanin hidup, lo pernah tidak sich merasa jemu? Misalnya seperti jemu sama aktivitas yang itu-itu saja, jemu karena tidak ngapa-ngapain, atau jemu sama workflow kerja yang lo jalanin di kantor?

Saya sering kali tuch, apa lagi cocok sudah masuk periode wabah. Waktu periode wabah seperti begini, kita tidak bisa ke mana saja, tidak bergaul, dan semua dilakuin lewat virtual. Jemu sekali, kan?

Rasa jemu dan jemu dalam ngejalanin hidup itu tentu ada, karena kita hidup dapat disebut cukup lama, bahkan juga dapat sampai beberapa puluh tahun. Tetapi rasa jemu ini tidak bisa kelamaan dirasain. Dalam kata lain, sebagai manusia kita perlu muter otak bagaimana triknya agar hidup kita lebih ada berwarna.

Artikel ini akan membantu lo buat nemuin alesan mengapa lo dapat jemu karena jemu dalam ngejalanin hidup, sekalian share bagaimana langkah ngatasin kejenuhan itu. Pokoknya, baca sampai setelah ya gaes!

Apakah itu rasa jemu dan mengapa kita dapat merasa jemu?
Jemu sendiri sebetulnya hati yang normal dirasain sama siapa saja. Umumnya, rasa jemu ada karena lo tidak senang dan tertarik sama suatu hal.sebuah hal. Juga bisa karena lo kembali ngelakuin pekerjaan atau tugas yang terlampau susah.

Menurut Judith Wurtman, rasa jemu itu ada karena tidak ada stimulan di luar diri lo. Dalam kata lain, tidak ada sesuatu hal baru yang lo lakukan buat tambah semangat dalam kehidupan.

Kalau lo ngelakuin hal sama sehari-harinya dan itu ngebuat lo tidak bahagia, lo akan merasa hidup yang lo jalanin benar-benar tidak khusus.

Istilah jemu kerap dipakai kalau kita sudah merasa malas ngelakuin satu hal. Tetapi, sebenernya rasa jemu itu baik tidak sich buat diri kita?

Berdasar pemikiran dari Hilary Jacobs Hendel, jemu ialah hal yang lumrah. Tetapi, saat rasa jemu terjadi secara berulang-ulang dan ngebuat kita tidak tertarik dalam ngejalanin hidup, rasa jemu itu dapat dikategoriin sebagai jemu akut.

Jemu akut bisa juga karena kebanyakan menghindar permasalahan dan kurang cari hal baru untuk disukai. Kalau lo terus menerus stuck di status jemu akut ini, pasti lo tidak bisa nemuin arti dalam kehidupan. Seolah-olah hoby, mimpi, dan beberapa hal yang lo senangin dalam kehidupan akan tidak ada maknanya kembali.

Nach, ditambahkan lagi kalau lo sudah merasa jemu sekali dalam ngejalanin hidup dan dibarengin sama overthinking mengenai apa yang akan terjadi dalam kehidupan lo seterusnya. Bisa jadi semua rasa itu akan buat lo justru kuatir, dan yang terburuk ialah stres. Itu semua terjadi Karena lo tidak nemuin arti khusus dalam kehidupan dan tidak ada yang ingin lo lakukan nantinya.

‘’Kebosanan ialah permasalahan biasa dan lumrah dirasakan oleh tiap pribadi, tetapi dapat mengakibatkan stres bila didiamkan terlalu lama”
-Yael K. Goldberg

Jemu karena jemu hidup, sebenernya dapat terjadi kapan saja. Kalau di saya, saya merasa jemu sekali kalau sudah ngerjain pekerjaan kuliah yang tidak ada setelah nya. Saat saya benar-benar jemu karena setiap hari bergelut depan netbook, entahlah mengapa pekerjaan yang saya kerjain semakin hari kejadian semakin susah.

Beberapa dari lo pernah tidak sich, karena sangat jemunya terus jadi merasa tidak produktif?

Saya pernah, bahkan juga saat saya punyai beberapa waktu senggang buat ngerjain pekerjaan yang menumpuk, saya justru mencari aktivitas lain. Seperti menonton sinetron yang sudah pernah saya saksikan awalnya, scrolling socmed beberapa jam, serta bengong sepanjang hari. Stimulan ini selalu terjadi saat saya sudah malas sama semua dan pilih buat mencari pelarian.

Bagaimana sich, triknya ngilangin kejenuhan karena jemu hidup?
Kalau lo merasa jemu dan jemu sama apa yang lo kerjain, saya saranin janganlah lekas take time buat ogah-ogahan. Kalau ogah-ogahan lo jadiin argumen buat istirahat dan mencari motivasi, lo tidak akan merasa cukup. Nanti justru jadi keterusan yakan…

Lo dapat mencoba panduan berikut ini buat keluar rasa jemu yang sepertinya sulit sekali dihilangkan:

Kerjakan 5 Ini!

1. Hati jemu tidak boleh ditantang
Makin lo usaha buat keluar rasa jemu, makin kerap lo merasa rasa jemu itu tidak ilang-ilang dari diri lo. “Santai the event, do something”, rasa jemu akan hidup akan lenyap sendirinya kalau lo coba perlahan-lahan buat konsentrasi sama apa yang lo kerjain. Di sini saya ingin nekenin, better konsentrasi sama aktivitas yang dapat buat lo bahagia dibanding lo ribet memikirkan “bagaimana triknya saya dapat terlepas dari rasa jemu ini?”.

Karena sebenernya, rasa jemu tiba tanpa diundang, dan pergi tanpa dipaksa.

Let it flow, terkadang umumnya mikir dapat buat lo justru pusing sendiri.

2. Tidak boleh takut nyobain uji coba baru
Hati jemu kemungkinan kerap muncul karena kita lakukan satu hal yang berulang-ulang dan kurang melawan. Ini dapat buat lenyapnya arti dari beberapa hari yang lo lewati. Langkah terbaik buat ngelawan itu dengan nyiptain rintangan buat diri lo sendiri.

Misalnya, lo terlatih bergelut dengan skripsi 5 jam satu hari, dan sudah nargetin buat ngerjain sehari 30 halaman. Dalam masalah ini, lo dapat nyiptain rintangan buat diri lo seperti buat sasaran baru buat ngilangin rasa jemu lo.

Coba tergetin minimum 1 sampai 2 bab satu hari, dengan demikian diri lo akan merasa ditantang dan memulai ngegarap skripsi lebih terpacu. Apa lagi kalau lo sukses, lo akan dapat penghargaan karena sudah ngelewatin satu tugas yang sejauh ini ternyta jadi batas buat diri lo.

Dengan nyiptain mission buat diri kita sehari-harinya, lo jadi terpacu buat melawan diri dan pada akhirnya lebih produktif.

3. Kendalikan diri, mencari motivasi hidup
Menurut Gray (2001), Pribadi harus pintar ngontrol diri. Ngontrol sikap dengan ngerjain hal yang dicintain agar kandungan jemu karena terlampau jemu turun.

Kendalikan diri di sini, harus juga berdasarkan pertimbangan jika “Rasa jemu itu lumrah dan gabisa sepenahnya dihilangkan”. Sebaiknya lo mencari tahu motivasi baru dalam kehidupan, hingga dapat membantu lo buat makin bersemangat dan ngontrol diri buat tidak bermalasan. Karena saat lo mulai tahu apa motivasi hidup, di sana lo punyai arah yang ingin lo raih.

It’s okay buat istirahat. Tetapi tidak boleh jadiin istirahat buat argumen lo bermalasan. Lo harus stay buat kendalikan diri dan nanemin pola pikir jika lo gabisa selama-lamanya berada di status jemu ini.

Jemu dan bosen itu manusiawi, tetapi tidak baik kalau bosen lo sudah mulai akut dan lo jadi tidak dapat ngendaliin diri kita. It’s okay, just take your time. Kalau lo merasa bosen ini sudah ngaruh ke hidup lo dan lo merasa jadi tidak sehat, sebaiknya lo sharing permasalahan yang lo alamin pada orang lain.

Karena terkadang, dengan menceritakan, permasalahan yang kita pikul jadi menyusut. Di sini saya saranin buat konsultasiin berkaitan apa yang lo rasain sama pakarnya langsung. Tidak perlu repot dateng ke pskiater atau rumah sakit, lo sudah dapat nuangin semua permasalahan lo dengan orang yang akurat.

Triknya mudah, lo dapat turut program konseling Satu %.

Di program ini, lo dapat narasi dan konsultasiin permasalahan lo sama psikiater professional. Tidak hanya narasi, lo pasti akan dapat keuntungan seperti psikotes, worksheet, dan ada banyak kembali. Tidak perlu cemas akan kerahasiaan, semua ditanggung aman.

Terkadang, kita memang perlu masukan buat jadi saran akan arah hidup seterusnya. Karena seperti yang sudah saya kasih tahu di atas, di sini lo dapat psikotes. Psikotes ini akan membantu lo buat lebih ketahui personalitas diri, pahami tingkat jemu dan stress, membantu lo buat nemuin bakat dan minat. So, nantikan apalagi?

Oke, begitu dahulu tulisan dari saya, mudah-mudahan berguna ya! Dan dapat membantu kalian buat #HidupSeutuhnya

Santai your day! Janganlah lupa mengucapkan syukur dan tidak jemu buat jadi versus terbaik dari diri lo.

 

 

kunjungi juga Pusat Kursus Bahasa Inggris

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *